25.11.08

Maqamat Arabiyyah dalam Tilawatil Quran

Muqaddimah
Al Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, dianjurkan agar dibaca dan dihiasi dengan suara yang merdu sehingga dapat memberikan kesan kepada pembaca dan pendengarnya.

Dalam ajaran agama, melagukan ayat suci Al Quran merupakan seni baca yang tinggi nilainya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Hiasilah Al Quran dengan suaramu karena suara yang merdu itu menambah bacaan Al Quran menjadi indah"

"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan Al Quran"

Maqamat Arabiyyah
Mengingat bahasa Al Quran adalah bahasa Arab maka di dalam melantunkan ayat-ayat Al Quran lebih tepat menggunakan lagu Arab atau yang dikenal Etnomusikologi Arab dengan Maqamat Arabiyyah.

Dalam musik Arab terdapat lebih dari 50 maqam. Maqam-maqam tersebut tidak hanya dipergunakan untuk mengalunkan ayat-ayat Al Quran saja, tapi juga syair-syair Arab yang masyhur. Dari sekian jumlah tersebut yang termasuk maqam pokok (ushuly) antara lain sebagai berikut :

1. Bayyati
2. Hijaz
3. Shaba
4. Rast
5. Jaharkah
6. Sikah
7. Nahawand

Para qari dan qari'ah dalam menamppilkan bacaan Al Quran selalu menggunakan maqam-maqam tersebut di atas terutama dalam event-event Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).

Dari tujuh maqam tersebut berkembanglah lagi nama-nama maqam yang populer seperti :
Bayyati Syuri
bayyati Khusaini
Ajam
Ajam Usyairan
Bustanikar
Hijaz kar
Hujaz Kar Kurd
Nikriz
Usyaq
Mahur
Zanjaran
Sabr
Salalim
Sikah Turki
Sikah Iraqi
Sikah Raml
Huzam

Maqamat dalam Tausyikh dan Tingkatan Nada
untuk lebih mudah mengenal maqamat Arabiyyah harus belajar muwasyahat atau tausyikh yang disusun dalam setiap maqam karena tausyikh tidak terikat oleh kaidah-kaidah tajwid maka kita akan lebih leluasa berimprovisasi dalam maqam-maqam tersebut.

Muwasyahat atau tausyikh disusun dalam rangkaian sya'ir, ada yang terdiri dari kalimat-kalimat madhirrasul (puji-pujian kepada Rasulullah SAW).

Tingkatan-tingkatan nada dalam tausyikh disesuaikan dengan susunan tangga nada dalam tilawatil Quran, yakni terdiri dari tangga nada sebagai berikut :
Nada Qarar
Nada Nawa
Nada Jawab
Nada Jawabul Jawab

1. Maqam Bayyati
maqam ini sangat populer di Mesir, biasa dibawakan untuk memulai dan mengakhiri bacaan. Dalam MTQ merupakan lagu wajib. Masayarakat Mesir biasa menggunakan lagu ini pada perhelatan, seperti upacara penyerahan mempelai dan juga biasa digunakan pada paduan suara misa suci di gereja.

2. Maqam Hijaz
Maqam ini menggambarkan tarikan khas ketimuran, terkesan sangat indah, lagu aslinya mendasar, sebagian orang mengatakan maqam ini sering dikumandangkan oleh penggembala onta di padang pasir.

3. Maqam Shaba
Maqam ini memiliki karakter halus dan lembut, nuansanya penuh kesediahan sehingga menggugah perasaan (emosi) jiwa. yang melantunkan lagu ini lebih tepat jika memiliki jiwa sentimentil sehingga lagu ini akan nampak karakternya dan lebih bermakna.

4. Maqam Rast
Maqam ini merupakan jenis yang paling dominan bahkan merupakan maqam dasar. Maqam ini paling banyak digemari oleh bangsa Arab. Dalam keseharian maqam ini sering digunakan ketika mengumandangkan adzan. karakteristik lagu ini dinamis dan penuh semangat.

5. Maqam Jiharkah
Maqam ini memiliki irama raml atau minor terkesan sangat manis didengar. Iramanya menimbulkan perasaan yang dalam. Lagu ini sering dialunkan pada saat takbiran hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

6. Maqam Sikah
Maqam ini memiliki karakteristik ketimuran, merakyat, dan mudah dikenali serta familiar. bagi rakyat Mesir, lagu sikah ini sangat populer. Dia memiliki keistimewaan dengan alunan yang cemerlang.

7. Maqam Nahawand
Maqam ini mempunyai karakteristik sedih. Lagu ini sangat sesuai untuk melantunkan syair-syair atau ayat-ayat yang bernuansa kesediahan.

Sekian.



Bunga Rampai Mutiara Al Quran
Pembinaan Qari Qariah dan Hafidz Hafidzah
Pengurus Pusat (PP) jam'iyyatul Qurra' Wal Huffadz

15.11.08

Capture aaah ... ! Tragedi Ruang - Kompas


Sumber : Kompas No. 138 Tahun ke-44, Sabtu 15 November 2008

Televisi penuh sinetron monoton, gosip selebriti, lawak yang berorientasi penonton asal ngakak, program pacaran muda-mudi sekelas mak comblang picisan, dan aneka acara mengadu talenta menyanyi berbungkus gelar IDOLA instant. Acara seperti itukah yang rakyat Indonesia inginkan ? Itukah menu yang pantas disajikan di tengah tatanan masyarakat kita yang sakit terbelit berbagai permasalahan ?

Saatnya pers berubah dan berbenah. Era kini adalah era informasi, akses informasi bagai tak terkendali. Tuntutan serius bagi para wartawan untuk mencari inovasi yang mencerdaskan. Bukan hanya sekedar menggelonjorkan fakta dan mencekoki rakyat dengan berbagai berita atau acara yang tak jelas manfaatnya. Awareness, knowledge, dan skill mutlak untuk ditingkatkan. Kedewasaan pers masih harus terus diperjuangkan. Bila tidak, mau dikemanakan muka kemediaan kita kawan ?

2.11.08

Jerih Payah Kami Tidak Sia-Sia



Huhuhuhu, hiks....ini sungguh membahagiakan. Akhirnya perjuangan kami membawa hasil. Lihatlah gambar di atas. Majalah ITS Point edisi ke empat telah siap terbit. Bahagiaaaaaaa sekali rasanya.

Saat pertama kali melihat lay out cover di atas, aku kagum sekali. SUGGOOOIIII. Keringat para reporter kami sungguh tak sia-sia. Bahkan saya sendiri, meski redaktur, harus terjun ke lapangan untuk melengkapi rubrik yang kurang. Dapat dibayangkan betapa bingungnya kita saat menjelang deadline. Sebuah pengalaman yang luar biasa.

ITS Point edisi 4 terbit bersamaan dengan acara Dies Natalis ITS ke-48, yakni 10 Nopember mendatang. Tak heran bila covernya dibuat begitu elegant. Tahu nggak gambar yang ada di cover depan itu ? Dialah si capung, Widya Wahana, mobil tenaga surya karya mahasiswa ITS. Keren kan? Any way, selamat Dies Natalis yang ke-48 untuk ITS, teruslah berkembang ke puncak kedewasaan. Baktimu adalah bakti kami, melalui tangan-tangan terampil cendekia yang lahir dari kawahmu mari kita bersama membangun negeri ini. Vivaaaaaaat