11.1.08

Cerita Remaja Idola



Periodisasi pendidikan dan tumbuh kembang anak dalam Islam dikenal dalam beberapa tahap : 1. pendidikan anak dalam kandungan 2. sejak lahir hingga usia dua tahun 3. dua tahun hingga mumayyiz 4. mumayyiz hingga baligh 5. baligh sampai remaja 6. usia remaja hingga menikah.

Menariknya, usia remaja diletakkan setelah baligh. Padahal secara hukum, baligh itu mukallaf artinya secara pribadi ia sudah mandiri dan bertanggung jawab dihadapan hukum, baik dalam muamalah (sosial kemasyarakatan), jinayah (pidana), munakahah (pernikahan), iqtishadiyah (ekonomi), siyasah (politik) apalagi dalam hal ibadah.

Otomatis remaja Islam adalah sosok yang siap mandiri dalam segala hal. Cerdas, matang, berdikari, itulah sosok remaja Islam. Di banyak generasi Islam sebelum sekarang, apalagi di era nubuwwah dan Khulafaurrasyidin, sosok remaja sekaliber di atas amat banyak dijumpai.

Tak Takut Presiden

Adalah Abdullah bin Zubair, seorang anak kecil bermain teman-temannya di jalan. Tiba-tiba nampak 'Presiden' Umar bin Khattab mendekat melalui jalan itu. Anak-anak kecil itu berlarian, hanya Abdullah saja yang tidak.

"Mengapa kamu tidak ikut lari bersama teman-temanmu?" tanya Presiden.

"Mengapa harus lari? Aku tidak melihat jalan ini sempit sehingga perlu dilonggarkan untukmu dan aku bukan orang berbuat salah sehingga harus takut kep[adamu?" Itulah keberanian dan kematangan emosional seorang anak Islam.

Sepak Bola Maut

Sekelompok anak kecil sedang bermain bola. Ditendang terlalu keras, bola melesat ke pekarangan rumah seorang Yahudi. Nampak oleh mereka, bola diambil sang penghuni rumah lalu disembunyikan. Anak-anak datang lalu berteriak :"Demi Allah dan Rasulullah, tolong bolanya dikembalikan".

Yahudi keluar dan mencaci maki Allah dan Rasul-Nya. Anak-anak marah, serentak mereka merangsek, memanjat pagar rumah yang tinggi lalu menyerang sang Yahudi bertubi-tubi hingga akhirnya ia meninggal.

Peristiwa ini terdengar oleh khalifah Umar :"Alhamdulillah, baru kali ini aku mendengar peristiwa yang begitu membanggakan hatiku".

Keberanian Remaja Puteri

Kali ini remaja puteri. Namanya Asma binti Abu Bakar. Menghindari sergapan kafir Quraisy, Rasulullah saw dan Abu Bakar ra, secara diam-diam meninggalkan Mekkah menuju Madinah. Di tengah intaian Quraisy, kedua orang ini bersembunyi di gua Tsur sejenak. Selama dalam persembuyian, seorang remaja puteri tanpa kenal takut dan lelah, pergi ke gua Tsur dua kali dalam semalam mengirim logistik. Ketika tak ada tali untuk mengikat perbekalan, ia pun membelah ikat pinggangnya menjadi dua, satu untuk ikat pinggangnya, satunya untuk perbekalan."Semoga Allah mengganti ikat pinggangmu ini dengan dua ikat pinggang di surga," kata Nabi. Maka remaja puteri ini pun dikenal sebagai "Dzatun Nithaqain" (wanita pemilik dua ikat pinggang).

Pegulat VS Pemanah

Dua anak kecil ditolak Nabi ketika mendaftar jadi pasukan perang, Rafi' bin Khadij dan Samurah bin Jundab. Setelah melalui proses negosiasi yang alot, akhirnya Rafi' diijinkan karena ternyata ia ahli memanah.Samurah kecewa berat. Dengan tekad penuh keberanian ia menantang duel Rafi' di hadapan Nabi. Keduanya bergulat. Samurah ternyata menang. Ia pun bangga diperbolehkan ikut berperang.

Ketua Diplomat Hijaz

Saat Umar bin Abdul jadi presiden, datang delegasi dari Hijaz. Majulah seorang anak kecil kurang sebelas tahun umurnya menjadi juru bicara. Umar berkomentar,"Mundurlah kamu. Hendaklah maju orang yang lebih tua dari kamu."

Anak itu berujar,"Semoga Allah menguatkan Engkau wahai Amirul Mukminin. Seseorang itu bergantung kepada dua anggota tubuhnya yang kecil, yakni hati dan lisannya. Apabila Allah memberi lisan yang benar dalam berbicara dan hati yang terjaga maka dia berhak maju untuk bicara. Kalaulah kebenaran perkara, wahai Amirul Mukminin, tergantung pada usia maka ada orang yang lebih berhak dari pada engkau untuk menjadi khalifah."

Disadur dari Al-Falah edisi September 2001,hal. 5

1 comment:

hafidz341 said...

artikel yang menarik. izinkan saya tuk memuatnya di blog buletin remaja bukamata (http://www.hafidz341.hostei.com)
terima kasih banyak.