Bentakan dan teriakan, suara-suara itu membahana pagi ini. "Hhhh, pengkaderan telah dimulai," batinku. Sungguh merepotkan, saat ada agenda ke kampus (walau Sabtu), selama perjalanan harus menyaksikan parade maba berseragam. Belum lagi ketemu dengan panitia pengkaderan yang memasang tampang sangar, melarang orang masuk ke area pengkaderan. Padahal, areanya ya kampus itu sendiri.
Untuk menuju ke jurusanku banyak kampus jurusan lain yang harus dilewati (note:saya jalan kaki) : PENS ITS, PPNS, T.Geomatika atau bisa juga lewat jalur T. Industri, Sistem Informasi, D3 T. Kimia, T. Lingkungan, PWK, dan T. Geomatika. Bayangkan, kalau tiap jurusan mengadakan pengkaderan, berapa banyak tampang sangar yang harus dilalui ? Dan kalau tak boleh masuk (baca: melintasi) area pengkaderan, saya harus lewat mana ?
Namun, terlepas dari apa yang saya alami (actually, there is no problem when I pass through them :p), terlaksananya pengkaderan tahun ini membuktikan bahwa ormawa masih bertahan. Kendati ada isu, pengkaderan dihapuskan, toh mahasiswa masih menganggapnya angin lalu. Sekalipun, rektorat melarang, sepertinya pengkaderan tetap jalan. Salut deh buat para panitianya.
Sebenarnya, memang banyak suara-suara yang menginginkan pengkaderan dihapus. Alasan sudah ketinggalan jaman lah, bukan waktunya lagi lah, era yang berubah lah dan sebagainya. Hemat saya, kurang tepat kalau sampai pengkaderan dihapuskan. Hanya, konsepnya saja yang harus dikembangkan. Masa, konsep yang dipakai tetap versi era 80'an ke bawah. Kita itu mahasiswa institut teknologi dan teknologi selalu update tiap waktu. Jadi, kalau bisa konsepnya juga update. Memalukan bukan kalau kita tetap jadi orang JADUL ?
Satu perguruan tinggi swasta terkemuka yang satu kota dengan kita telah menerapkan konsep update ini. Tiap tahun, mereka mengoreksi konsep pengkaderan dan mengembangkannya. Satu pressing yang mereka terima, konsep tahun ini HARUS LEBIH BAIK dari konsep tahun sebelumnya. Kita bisa mencontoh mereka. Tidak usah malu. Kita harus berani mengakui bahwa menajemen di sisi mahasiswa kita memang masih sangat kurang.
Jadi, bukan sekedar suara keras atau yel-yel tanda kekompakan yang semata-mata ditonjolkan. Maba harus memperoleh bekal yang lebih dari apa yang diperoleh kakak-kakaknya. Bukan hanya berarti memperoleh dengan cara "diberi" tapi juga harus mencari. Inilah ujian untuk para senior, bagaimana adik-adiknya menjadi para pencari yang tangguh, pencari yang selalu haus, dan pencari yang suatu saat juga akan memberikan apa yang mereka peroleh kepada para pencari generasi selanjutnya. Selamat menjalankan pengkaderan. Tiap detik tindakan anda, sangat menentukan nasib bangsa.
Sabtu, 3 Oktober 2009
* sambil menunggu