3.10.09

Pengkaderan Masih Bertahan



Bentakan dan teriakan, suara-suara itu membahana pagi ini. "Hhhh, pengkaderan telah dimulai," batinku. Sungguh merepotkan, saat ada agenda ke kampus (walau Sabtu), selama perjalanan harus menyaksikan parade maba berseragam. Belum lagi ketemu dengan panitia pengkaderan yang memasang tampang sangar, melarang orang masuk ke area pengkaderan. Padahal, areanya ya kampus itu sendiri.

Untuk menuju ke jurusanku banyak kampus jurusan lain yang harus dilewati (note:saya jalan kaki) : PENS ITS, PPNS, T.Geomatika atau bisa juga lewat jalur T. Industri, Sistem Informasi, D3 T. Kimia, T. Lingkungan, PWK, dan T. Geomatika. Bayangkan, kalau tiap jurusan mengadakan pengkaderan, berapa banyak tampang sangar yang harus dilalui ? Dan kalau tak boleh masuk (baca: melintasi) area pengkaderan, saya harus lewat mana ?

Namun, terlepas dari apa yang saya alami (actually, there is no problem when I pass through them :p), terlaksananya pengkaderan tahun ini membuktikan bahwa ormawa masih bertahan. Kendati ada isu, pengkaderan dihapuskan, toh mahasiswa masih menganggapnya angin lalu. Sekalipun, rektorat melarang, sepertinya pengkaderan tetap jalan. Salut deh buat para panitianya.

Sebenarnya, memang banyak suara-suara yang menginginkan pengkaderan dihapus. Alasan sudah ketinggalan jaman lah, bukan waktunya lagi lah, era yang berubah lah dan sebagainya. Hemat saya, kurang tepat kalau sampai pengkaderan dihapuskan. Hanya, konsepnya saja yang harus dikembangkan. Masa, konsep yang dipakai tetap versi era 80'an ke bawah. Kita itu mahasiswa institut teknologi dan teknologi selalu update tiap waktu. Jadi, kalau bisa konsepnya juga update. Memalukan bukan kalau kita tetap jadi orang JADUL ?

Satu perguruan tinggi swasta terkemuka yang satu kota dengan kita telah menerapkan konsep update ini. Tiap tahun, mereka mengoreksi konsep pengkaderan dan mengembangkannya. Satu pressing yang mereka terima, konsep tahun ini HARUS LEBIH BAIK dari konsep tahun sebelumnya. Kita bisa mencontoh mereka. Tidak usah malu. Kita harus berani mengakui bahwa menajemen di sisi mahasiswa kita memang masih sangat kurang.

Jadi, bukan sekedar suara keras atau yel-yel tanda kekompakan yang semata-mata ditonjolkan. Maba harus memperoleh bekal yang lebih dari apa yang diperoleh kakak-kakaknya. Bukan hanya berarti memperoleh dengan cara "diberi" tapi juga harus mencari. Inilah ujian untuk para senior, bagaimana adik-adiknya menjadi para pencari yang tangguh, pencari yang selalu haus, dan pencari yang suatu saat juga akan memberikan apa yang mereka peroleh kepada para pencari generasi selanjutnya. Selamat menjalankan pengkaderan. Tiap detik tindakan anda, sangat menentukan nasib bangsa.


Sabtu, 3 Oktober 2009
* sambil menunggu

30.9.09

Tausyih Maqom Lagu Al Quran

Salam, ada comment dari pengunjung yang menginginkan teks tausyih naghomul quran. Alhamdulillah sudah saya upload dan maaf baru sekarang bisa nge-share. Untuk downloadnya silakan kunjungi link berikut ini :
Bagi yang sudah mengunduh, jangan lupa untuk memberi saran atau sekedar jejak di blog kolongdapur. Terima kasih.

14.4.09

Eeeee...Kecebur Got

Musibah memang bisa datang kapan saja, tak perlu diundang. Entah itu besar atau kecil. Bentuknya tak harus selalu yang menyedihkan, bisa juga hal yang memalukan. Satu bukti bahwa kita adalah manusia lemah. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari musibah yang ditimpakan kepada kita tersebut.

Contoh kecil, ada seorang jenderal saat kunjungan kenegaraan, tiba-tiba dia terpeleset. Seorang prajurit penyambut rombongan presiden eh pedang yang dibawanya terjatuh saat presiden lewat. Atau yang masih hangat, presiden Barack Obama yang terekam kamera, kepalanya terantuk pintu saat dia masuk ke pesawat kepresidenan. Dan masih banyak lagi peristiwa kecil lain yang bisa menjelma jadi musibah di hadapan kita.

Nah, Senin (13/4) kemarin, saya juga diberi kesempatan untuk mencicipinya. Pulang dari kantor ITS Online sore hari, pakai jaket kebesaran, dan berjalan dengan PD-nya (ini yang agak "mayak"), saat melangkahkan kaki hendak menyeberangi tepi got, eh tak tahunya kaki kiriku yang melangkah masih belum sampai ke tepi. Akibatnya .... ya kecebur deh. PLUNG. Kaki kecebur, tubuh pun ikut terperosok masuk. Byyyyuuuh.

Buat teman-teman yang pernah berkunjungan ke perpustakaan pusat ITS, pasti tahu kan sebelum ke tempat parkir itu ada selokan kecil. Tepat di sampingnya pak penjaga parkir biasa nongkrong. Nah, di situ tuh, ane kecemplung. Parahnya lagi, keadaan parkir saat itu sedang ramai. Banyak mahasiswa yang hendak pulang mengambil kendaraan mereka di parkiran. Tak pelak, musibah itu jadi tontonan gratis deh. Untungnya, yang kecebur ke lumpur masih sepatu kiri, belum sampai ke celana.

Sehabis naik dari got itu, saya langsung ngacir, nangkring ke boncengan teman yang sudah menunggu. Duuuuuuh maluuuuuuu.

Satu pelajaran yang dapat saya ambil : Setinggi apa pun pangkatmu, setinggi apa pun derajatmu, semulia apa pun dirimu, dan siapa pun kamu janganlah melihat ke atas (pongah). Senantiasalah tawadlu' dan tak melepaskan diri dari berdzikir kepada-Nya.


1.2.09

Ebook Berekstensi DjVu

Bagi yang pertama kali membacanya mungkin terdengar aneh. Saya sendiri malah membacanya dengan pelafalan : dejavu. Ceritanya begini, tengah asyik download novel, eh ternyata dari sekian novel yang berhasil didownload, setelah di ekstrak dari rar, ternyata berekstensi djvu. Sekilas seperti file image yang bisa dibuka dengan ACDsee. Tapi, ACDsee terbukti tak membantu.

Cari di sana-sini dengan bantuan om google, akhirnya pemecahannya ketemu. Download saja djvu viewer. Ah, sebenarnya bukan djvu viewer saja, aplikasi Irfan View pun bisa membantu. Malah bisa juga diconvert ke pdf. Cukup dibuka dari Irfan view lalu print dengan 'pdf converter'. Gampangkan?

Informasi lebih lanjut :
Cara membuat file djvu
Mengubah djvu ke pdf