15.3.08

Cacat di Edisi Perdana, Kecewa ...... !



Bertepatan dengan wisuda angkatan ke-96 ITS, Sabtu (15/3), ITS Point resmi dilaunching. Majalah resmi ITS yang menggantikan koran ITS ini diharapkan mampu mendongkrak citra ITS di mata masyarakat, baik nasional maupun intrenasional, dan dapat mengkomunikasikan segala inovasi teknologi yang selama ini masih terbungkus rapi di balik tebalnya buku akademik perguruan tinggi.

Saya sendiri, sebagai salah seorang yang dipercaya menjadi tim redaksi tentu juga merasa bangga, akhirnya setapak demi setapak ITS melangkah ke arah perbaikan yang menjanjikan. Pobia masyarakat akan rumitnya sebuah teknologi pun setidaknya akan tereduksi dengan adanya majalah ini. Ya, itulah yang telah menjadi salah satu misi kami. Menjembatani distribusi informasi teknologi antara masyarakat dengan para ahli.

Tapi, kontradiktif dengan apa yang diharapkan, sebuah kecelakaan justru terjadi di peluncuran perdana ITS Point. Ada beberapa kesalahan desain dan content di beberapa halamannya. Tragis, apalagi majalah sudah terlanjur dicetak sebanyak lima ribu eksemplar. Lebih mengerikan lagi, ternyata majalah terlanjur tersebar di khalayak, tepat pada saat perayaan wisuda ITS.

Sangat kecewa. Saat membuka majalah seukuran A4 itu aku hanya terpaku. Kok bisa seperti ini? Dari sisi desain, lumayan. Tapi, ketika membaca beberapa bagian rubriknya, ada bagian-bagian yang terulang dan malah tak berhubungan dengan rubrik seharusnya.

Terus terang, tragedi ini mengingatkanku pada kejadian yang sama saat aku menjadi layouter buletin jumat masjid Manarul Ilmi ITS, Al-Manaar. Edisi pertama buletin tersebut juga amburadul. Sedih nian, kenapa itu juga terjadi di sini, majalah ITS yang konon targetnya adalah kalangan menengah ke atas?

Pihak humas ITS sendiri sempat kalang kabut setelah mengetahui ada cacat di majalah, begitu juga wakil pimred kami (pimred sedang tak ada di tempat saat itu). Aku yang reporter senior sih hanya diam saja. Ingin berbicara dan memberi komentar, toh semuanya sudah terlanjur. Lagi pula, kesalahan tersebut juga mutlak kesalahan tim redaksi karena kurangnya koordinasi.

Untunglah, para pimpinan di multimedia segera tanggap. Tiga ribu eksemplar majalah yang belum dibendel akhirnya dipending penerbitannya, adapun yang dua ribu sudah terlanjur tersebar ke mahasiswa dan masyarakat.

Sebuah pelajaran yang berharga, sekaligus peringatan agar kami tak terjebak pada kesalahan yang sama. Sejak mengurus Al-Manaar, I_Mail (Informasi Manarul Ilmi), majalah LDK ITS, hingga ITS Poin ini banyak sekali dinamika yang saya rasakan. Tapi, rasanya kok selalu ada saja masalah, yang tak jarang pula sama, menjegal kesuksesan media.

Kecerobohan, ya itulah yang dapat aku simpulkan. Mungkin, saya pribadi mengetahui. Namun, jika hanya sendiri tentu itu tidaklah cukup jika anggota tim yang lain tak menyadari. Apalagi pola kinerja kami pada proses pembuatan majalah perdana ini terkesan insruktif dan terlalu berorientasi pada waktu. Sehingga penyelesaiannya pun terkesan asalkan jadi.

Namun, saya yakin apa yang telah terjadi tak akan terulang lagi pada edisi selanjutnya. Tak hanya dari internal tim sediri. Setidaknya, mereka yang juga secara tak langsung mempunyai keterkaitan dengan media ini akan membuka mata dan turut memberikan kontribusinya. Tak hanya asal ngomong besar saja.

"Saat petang di kantor"

2 comments:

theweekendwarrior.id said...

wah benar juga c mas habiburrahman rada kecewa juga saya. masa liputan ku yang paten kursu kereta api ga masuk...cuman fotonya doank...
waduh... parah
waktu di Graha...dari lantai 2 saya lihat wuih keren bgt ni majalah
bisa ngalahin kampus asia punya pelita harapan, dalam hati saya berkata.
tau nya begitu pegang...
aduh...kecewa saya...
tapi masih ada asa koq...
mumpung terbitan pertama jadi nanti bisa diperbaiki buat terbitan berikutnya

fitri said...

loh iyo tah le?

bener lah.. digawe pelajaran ae. sing penting tetep semangat gawe ndandhani. ben luweh apik nang edisi berikutnya.

oke2.. tetep semangat. nitip ITS Online tercinta ya...