6.8.07

Benteng Kuto Besak (Edisi Special MTQ Mahasiswa X)



Benteng Kuto Besak (BKB) adalah salah satu peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam setelah Keraton Kuto Gawang, Keraton Beringin Janggut (dibangun Susuhunan Abdul Rahman), dan Keraton Kuto Batu / Kuto Lamo (di bangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I) di tepi sungai Tengkuruk (dekat kaki jembatan Ampera sekarang).

Akibat perlawanannya terhadap penjajah, nasib keraton-keraton Palembang sangat memprihatinkan. Kuto Gawang hancur akibat perang tahun 1695. Kuto Beringin Janggut hancur tanpa catatan yang jelas dan Kuto Lamo sengaja dibongkar Belanda pada 1825 dan bahannya untuk membangun rumah komisaris Belanda, J. Sevenhoven (sekarang museum Sultan Mahmud Badaruddin di samping BKB).

BKB sendiri didirikan tahun 1780 oleh Sultan Muhammad Bahauddin, cucu Sultan Mahmud Badaruddin I (Jayo Wikramo) dan selesai tahun 1797. BKB tak hanya berfungsi sebagai benteng tapi juga sebagai keraton.

Sebagai objek wisata budaya, BKB sekarang tentu tak seperti pada masa kesultanan karena telah diporak-porandakan untuk kepentingan militer Belanda.

BKB yang dimiliki masyarakat Palembang sekarang hanya sebatas dindingnya saja, karena masih perlu perjuangan panjang untuk mengembalikannya sebagaimana fungsinya dalam tataran budaya sebagai benteng sekaligus keraton kesultanan.


*disadur dari Al-Akhbar, Jurnal MTQ Mahasiswa Nasional X

No comments: