11.5.07

Serangan Fajar UISU, Sebuah Sejarah Kelam

Di tengah gencar-gencarnya pihak pemerintah melakukan reformasi pendidikan, justru sebuah drama kelam terjadi di sebuah institusi perguruan tinggi, Universitas Islam Sumatera Utara. Hanya permasalahan perebutan pimpinan, mahasiswa, masyarakat, pelajar semua kena batunya. Apalagi yang mengerikan, dalam drama ini aksi bak G30S/PKI seperti terulang kembali. Tapi, mengapa aparat polisi seakan berdiam diri? Ada udang dibalik batukah?

Entah siapa pihak yang benar atau yang salah dalam masalah sengketa tapi ketika melihat kebrutalan tersebut tentu secara naluri orang akan menentukan kepada siapa dia akan memihak.

Bukankah biadab namanya manakala ratusan orang (150-200) berseragam satpam yang membawa pentungan dan clurit merangsek masuk ke dalam kampus dan menghajar (kalau tak ingin dikatakan membantai) setiap orang yang ia temui di dalamnya?bahkan orang yang hedak sholat shubuh pun mereka bacok. Sungguh la'natullah. Begitukah namanya penyelesaian?

Diakui atau tidak peristiwa ini telah menjadi sejarah kelam dari sebagian kecil institusi pendidikan di Indonesia. Aktifitas belajar saudara kita pun (mahasiswa) terganggu dan UTS juga terpaksa ditunda. Sebagai bangsa yang menapaki kedewasaannya tentu kita tak ingin tragedi semacam itu terulang kembali. Karena banyak yang dirugikan di dalamnya. Di antaranya para warga sekitar yang menyambung hidup dengan berjualan di sekitar kampus akan terganggu, prosesi belajar mengajar mahasiswa terhambat, bukan saja mahasiswa saja ternyata ada sebagian yang menyebutkan pelajar SMA dan SMP pun terganggu studinya. Dapatkah kita bayangkan bagaimana jika mereka semua berdoa? Doa orang yang teraniaya, doa dari empat puluh orang saja dari mereka akan setara dengan doa seorang wali, langsung mustajab 'indallah.

Tapi entahlah wallahu a'lam, memang jika hati orang yang tak terketuk oleh hidayah ilahi, kekejaman apa pun yang ia lakukan tentu ia juga tak merasa.

Sekali lagi, jangan sampai tragedi ala PKI ini terulang kembali. Bukan sewajarnya jika instusi pendidikan dilawan dengan bacokan. Parahnya, kembali alasan kekuasan menjadi latar belakang. Wahai teman-teman, para mahasiswa berikan dukungan moral kalian, bukankah kalian sudah tahu siapa yang sepantasnya untuk dibela?

By : Labib Fayumi
Teknik Informatika ITS

No comments: